Team Vitality resmi mengakuisisi Bigetron Esports, organisasi esports asal Asia Tenggara yang terkenal dengan tim PUBG Mobile dan sebagai salah satu pendiri liga Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) MPL Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari ambisi Vitality untuk tumbuh menjadi salah satu organisasi esports terbesar di dunia.
Menjelang pengumuman ini, Esports Insider berbicara dengan pihak Team Vitality dan Bigetron untuk membahas pentingnya esports mobile, pasar Asia Tenggara, serta langkah selanjutnya bagi kedua brand.
Apa yang Akan Terjadi pada Bigetron Esports?
Bigetron Esports didirikan pada tahun 2017 oleh Edwin Chia, yang hingga kini menjabat sebagai CEO. Dalam kurun waktu delapan tahun, organisasi ini telah membuktikan dirinya sebagai salah satu entitas utama dalam ekosistem esports Asia Tenggara.
Bigetron memiliki lebih dari 6,8 juta pengikut di media sosial dan membawahi empat divisi esports mobile: MLBB, PUBG Mobile, Free Fire, dan Honor of Kings. Mereka juga mengembangkan tim wanita MLBB yang sukses — tim ini telah lebih dulu diakuisisi oleh Team Vitality pada Mei tahun lalu.
Prestasi Bigetron antara lain adalah menjadi juara PUBG Mobile Club Open – Fall Split Global Finals 2019 serta secara konsisten meraih posisi tinggi di MPL Indonesia sejak liga tersebut terbentuk pada 2018. Saat ini, Bigetron berada di peringkat keempat, dan kompetisi tersebut telah mencatat puncak penonton hingga 2 juta.
Setelah merger dengan organisasi asal Prancis ini, roster Bigetron akan bergabung ke dalam jajaran tim esports milik Team Vitality. Selain itu, Bigetron akan memperkuat kehadiran Vitality di kawasan Asia Tenggara dengan menghadirkan brand ambassador regional serta menjalin kerja sama yang berkelanjutan dengan MOONTON dan Tencent.
Tim esports mobile Bigetron akan berlaga di Esports World Cup (EWC) tahun ini di bawah bendera Team Vitality. Namun, secara keseluruhan, organisasi Asia Tenggara ini akan berganti nama menjadi “Bigetron by Vitality.”
“Edwin telah membangun bisnis yang luar biasa dengan komunitas yang kuat dan punya ikatan emosional dengan brand-nya,” ujar Vas Roberts, Co-CEO Team Vitality, soal keputusan rebranding. “Kami tidak ingin mengganggu DNA, gaya komunikasi, atau cara mereka berinteraksi dengan komunitas.”
Roberts menambahkan bahwa meskipun mereka yakin dengan pendekatannya, reaksi komunitas terhadap rebranding ini akan tetap diawasi dengan seksama.
Struktur kepemimpinan Bigetron akan tetap dipertahankan, dengan Edwin Chia tetap memimpin operasi bisnis di Indonesia. “Kini kami memiliki keahlian tambahan dan pengetahuan dari berbagai wilayah,” kata Roberts. “Kami bisa belajar dari Bigetron sebanyak mereka bisa belajar dari kami.”
Mengapa Vitality Memilih Bigetron Esports?
Untuk menjadi organisasi esports terbesar di dunia, ekspansi geografis dan lintas game menjadi keharusan — terutama menjelang Esports World Cup (EWC) pada Juli mendatang, yang akan mempertemukan organisasi esports global dalam berbagai judul game.
Tujuan jangka pendek Team Vitality adalah menambah lebih banyak divisi game ke dalam daftar EWC mereka demi memperbesar peluang kemenangan di turnamen multi-game tersebut.
Danny Engels, Direktur Operasional Global di Vitality, menjelaskan bahwa Bigetron adalah mitra yang unik:
“Tidak banyak organisasi di Asia Tenggara yang punya jejak di semua game ini dengan level kompetitif seperti Bigetron.”
Selain itu, Vitality melihat potensi bisnis dari dukungan terhadap ekosistem yang telah dibangun Edwin Chia. Sejak masuk ke ranah MLBB wanita tahun lalu, kedua pihak telah sukses bekerja sama berkat nilai dan kepercayaan yang sejalan.
“Kami masing-masing sudah kuat di bidang kami, dan kami percaya bahwa bersama, kami akan tumbuh lebih besar dan lebih baik,” kata Roberts.
Chia pun setuju, dan menjelaskan bahwa Bigetron juga akan mendapat banyak manfaat dari strategi dan keahlian yang dimiliki Vitality.
“Mereka bisa berbagi pengetahuan dengan kami, dan kami bisa membangun banyak hal dari sana. Contohnya, tim akademi, sistem pembinaan pemain muda, dan struktur divisi esports yang ideal,” ujarnya.
Akuisisi ini juga mendukung ambisi Team Vitality untuk menjadi organisasi esports global dengan kehadiran kuat di pasar Asia Tenggara.
“Bigetron adalah peluang terbaik jika melihat semua faktor — pasar yang tepat, platform yang tepat (mobile), dan departemen brand yang tepat,” jelas Roberts. “Jadi bagi kami, ini adalah pilihan yang cukup jelas untuk tumbuh secara internasional.”
Pentingnya Asia Tenggara dan Esports Mobile
Menurut Roberts dan Engels, Asia Tenggara — khususnya Indonesia — merupakan wilayah kunci dalam strategi ekspansi Team Vitality.
Seperti yang ditunjukkan oleh angka penonton MPL Indonesia, esports mobile sangat populer di negara ini. Berbeda dengan skena esports Barat, game mobile telah diterima secara luas oleh audiens Asia Tenggara. Kejuaraan Dunia MLBB M6 bahkan menjadi turnamen esports paling populer kedua tahun lalu, dengan lebih dari 4 juta penonton puncak, menurut Esports Charts.
Team Vitality ingin memimpin dalam adopsi esports mobile oleh organisasi esports Barat. Dalam MLBB saja, beberapa organisasi besar seperti NAVI, Team Liquid, Team Falcons, dan Fnatic (meskipun hanya sebentar) telah mencoba masuk ke pasar Asia Tenggara.
Vitality memprediksi bahwa esports mobile akan semakin relevan di ekosistem esports Barat seiring generasi muda yang lebih banyak mengenal game melalui perangkat seluler.
“Dan kami sangat senang bisa berada di pusat esports mobile di Asia Tenggara, dan berada di garis depan ketika dunia Barat ikut bergabung dalam hype ini,” tutup Engels.