Jakarta – Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya akan memasukkan game Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler mulai tahun ajaran baru 2025/2026. Harapannya, ekskul ini dapat menjadi kegiatan yang edukatif sekaligus menyenangkan bagi siswa.
Kabar ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri EndangKustianingsih di sela pembukaan programMLBB Teacher Ambassador di Surabaya, Kamis (15/5/2025).
“Targetnya mungkin tahun ajaran baru, karena guru-guru kan sudah dilatih, supaya juga bisa membuat sebuah strategi pembelajaran yang baru. Sehingga di dalamnya juga harus tahu ada pembelajarannya edukatif, game-game edukatif seperti apa, yang nanti akan ditekankan kepada guru-guru, ke anak-anak kita,” kata Tri, seperti dikutip dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur.
Bekerja sama dengan pengembang game Moonton Games, Pemerintah Kota Surabaya juga menggelar pelatihan bagi guru melalui program Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) Teacher Ambassador di Surabaya. Program ini melatih guru jenjang SD, SMP dan SMA MLBB untuk mewadahi dan memfasilitasi aktivitas bermain bersama (mabar) dengan siswa agar berlangsung edukatif, sehat, dan membangun.
Melihat program ini, Lukman Hakim selaku Pakar IT UM Surabaya menyebut, Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler perlu dilihat dari sudut pandang yang lebih kontekstual dan konstruktif. Lukman membenarkan sejumlah penelitian mengaitkan permainan daring seperti Mobile Legends dengan potensi perilaku negatif seperti agresivitas, kecanduan, dan pengabaian waktu belajar.
“Namun, kita juga perlu mencermati bahwa potensi tersebut lebih banyak muncul ketika tidak ada pendampingan, edukasi, dan pengelolaan yang tepat dari pihak sekolah maupun orang tua,” ujar Lukman dalam laman UM Surabaya, dikutip Jumat (23/5/2025).
Sekolah Bisa Arahkan Siswa
Lukman mengatakan, Mobile Legends sebagai ekstrakurikuler resmi dapat membantu sekolah dalam mengarahkan siswa. Selain itu, game ini dapat mengembangkan keterampilan kerja tim, strategi, komunikasi, dan manajemen emosi.
“Dalam ekosistem ekskul yang terstruktur, siswa dapat belajar tentang etika digital, waktu layar sehat, dan keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab akademik,” jelasnya.
Lukman juga menyinggung beberapa negara yang sudah mengakui esports sebagai cabang kompetitif. Dengan pendekatan yang tepat, Mobile Legends dapat mendukung profesi masa depan-baik sebagai atlet digital, desainer game, caster, maupun analis.
“Dengan pendekatan kurikulum yang tepat, Mobile Legends bisa menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan dunia teknologi dan industri kreatif kepada peserta didik secara relevan dan menarik,”imbuhnya.