JAKARTA, 8 Mei 2025 — Electronic Arts (EA) baru saja merilis laporan finansial tahun fiskal 2025 dan satu hal yang mencuri perhatian adalah prediksi penurunan pendapatan signifikan untuk salah satu judul andalannya: Apex Legends. EA memproyeksikan bahwa franchise battle royale ini akan mengalami penurunan pendapatan hingga 40% pada tahun fiskal 2026.
Penurunan ini bukan datang tanpa alasan. EA secara terbuka mengakui adanya tantangan pertumbuhan dalam sektor live service, termasuk Apex Legends, dan menyebut penurunan minat serta pengeluaran pemain sebagai faktor utama. Tak hanya itu, genre battle royale yang kian jenuh (oversaturated) dan kehadiran game pesaing baru seperti Marvel Rivals ikut memperparah kondisi.
Bersamaan dengan laporan tersebut, EA juga mengonfirmasi adanya PHK terhadap sekitar 100 karyawan di Respawn Entertainment, studio yang mengembangkan Apex Legends. Ini semakin memperkuat sinyal bahwa EA sedang melakukan penyesuaian besar-besaran terhadap strategi jangka panjang mereka untuk game tersebut.
Meskipun begitu, EA menegaskan bahwa mereka belum menyerah pada Apex Legends. Mereka tetap akan melanjutkan dukungan terhadap game ini, setidaknya dalam waktu dekat, sambil mencari cara untuk memperpanjang siklus hidupnya. Namun, arah komunikasi EA menunjukkan bahwa fokus mereka perlahan-lahan bisa saja bergeser, baik ke IP baru, atau — yang jadi spekulasi kuat — pengembangan awal dari Apex Legends 2.
Apakah Apex Legends benar-benar akan “ditinggalkan” EA? Tidak secara langsung. Tapi dengan menurunnya pemasukan, pemangkasan SDM, dan kompetisi yang semakin ketat, masa kejayaan game ini mungkin telah lewat — dan sekarang EA harus memilih antara mengakhiri atau me-reboot.