11 Mei 2025 – Industri game terus bergerak menuju arah digital, memunculkan pertanyaan penting: apakah media fisik akan benar-benar ditinggalkan? Tren ini semakin terlihat sejak rilis konsol generasi ke-9 seperti PS5 dan Xbox Series S yang hadir dalam varian digital-only, menandai pergeseran besar dalam cara gamer mengakses game.
Dengan semakin cepatnya koneksi internet global, akses game digital menjadi lebih mudah dan efisien. Gamer kini bisa membeli dan memainkan game tanpa menunggu pengiriman fisik. Ditambah lagi, ongkos produksi game fisik jauh lebih mahal dibanding versi digital, membuat diskon dan model distribusi digital lebih fleksibel dan menguntungkan secara bisnis.
Layanan seperti Xbox Game Pass dan Ubisoft Plus memperkuat dominasi digital lewat model berlangganan. Namun, tidak semua produsen sepenuhnya meninggalkan media fisik. Sony masih merilis versi PS5 dengan drive disc opsional, sementara Nintendo dengan Switch 2 memperkenalkan Game-Key card, sebuah format baru yang masih menuai kontroversi karena tetap membutuhkan unduhan digital meski disertai cartridge fisik.
Di sisi lain, kolektor dan gamer yang terbiasa menjual kembali game mereka jelas merasa media fisik masih memiliki nilai tersendiri. Namun, arah industri yang kini lebih fokus pada live service, cloud gaming, dan digital-only content membuat masa depan fisik semakin sempit.
Kesimpulannya, media fisik mungkin belum sepenuhnya punah, tetapi perlahan akan menjadi barang mewah dan koleksi niche di tengah arus utama yang serba digital. Masa depan game mungkin lebih cepat dari yang kita kira—dan lebih terhubung dari sebelumnya.