Raksasa penerbit Game Bandai Namco Entertaiment, Penerbit Elder Ring, Tekken 8, hingga Gundam Revolution dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja masal (PHK). Dikutip dari The Register, Jumat (18/10/2024), Bandai Namco berencana memangkas 200 karyawan dari total 1.300 pekerjanya. Langkah ini diperkirakan berdampak signifikan pada beberapa judul game sedang dikembangkan, bahkan ada terpaksa dibatalkan peluncurannya. Menurut sumber dalam yang diungkapkan kepada Bloomberg, perusahaan game berbasis di Tokyo tersebut telah memindahkan sekitar 200 karyawan keruang khusus.
Kabarnya, mereka dipindahkan ke ruang khusus dikenal dengan istilah “oidashibeya” atau ruang pengusiran.
Di ruang ini, para karyawan tidak diberikan pekerjaan apapun yang secara tidak langsung mendorong mereka untuk mengundurkan diri.
Praktik ini, meski legal, membuat karyawan Bandai Namco merasa tidak nyaman dan menjadi alasan bagi mereka untuk mundur seara sukarela, sehingga perusahaan bisa memotong pesangon.
Hingga saat ini, dilaporkan sudah ada 100 karyawan memilih mengundurkan diri dan jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah.
Fenomena oidashibeya bukanlah hal baru di Jepang. Beberapa perusahaan menggunakan cara ini untuk mengurangi jumlah karyawan, sambil tetap mematuhi regulasi ketenagakerjaan ketat di negara tersebut. Namun, hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya pada iklim kerja dan kesejahteraan karyawan.
Bandai Namco sendiri dalam pernyataan resminya kepada Bloomberg menegaskan bahwa ruang tersebut hanya digunakan sementara, dan beberapa karyawan sedang menunggu untuk dipindahkan ke divisi lain.
“Keputusan untuk membatalkan peluncuran game didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap situasi,” kata seorang juru bicara perusahaan.
Perusahaan juga menyatakan bahwa meski beberapa karyawan harus menunggu penugasan baru, mereka tetap akan dipindahkan ketika proyek baru tersedia.
“Tidak ada ruang ‘oidashibeya’ di Bandai Namco Studios yang sengaja dirancang untuk menekan karyawan agar mengundurkan diri,” tambahnya.
Meski begitu, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana keputusan ini akan mempengaruhi pengembangan game di masa depan dan nasib karyawan yang terkena dampak.